Group of Twenty (G20) merupakan salah satu dari forum utama untuk
kerjasama ekonomi internasional. G20 merupakan forum ekonomi dunia yang
memiliki posisi strategis karena secara kolektif mewakili sekitar 65% penduduk
dunia, 79% perdagangan global, dan setidaknya 85% perekonomian dunia. Namun
demikian, partisipasi Indonesia dalam jaringan produksi global masih dinilai
belum optimal sehingga masih sulit mengembangkan ekspor ke pasar internasional.
Oleh karena itu, Indonesia diharapkan dapat mengetahui sektor-sektor unggul dan
strategi peningkatan jaringan produksi global (GVC) di negara-negara G20 agar
semakin terintegrasi dengan pasar global.
Indonesia terpilih dalam keketuaan Presidensi G20
tahun 2022. Salah satu agenda yang diusulkan pemerintah Indonesia pada
Presidensi tahun 2022 adalah mengenai Reliable Global Value Chains
(GVC), dengan membahas upaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui partisipasi
dan peningkatan daya saing UMKM dan sektor industri di Indonesia pada jaringan
produksi global (GVC), serta pentingnya mengembangkan rantai pasokan global
yang berkelanjutan. Sehingga perlu dilakukan pemetaan posisi Indonesia dalam
jaringan produksi global dengan kelompok negara G20 sebagai upaya mendukung
salah satu agenda prioritas Indonesia pada pertemuan Trade and Investment
Working Group (TIWG) G20.
Tujuan
Kegiatan Analisis Jaringan Produksi Global (Global Value Chain/GVC) Sektor Strategis Indonesia di
Kawasan G20 bertujuan untuk melihat pemetaan sektor-sektor unggulan Indonesia
dalam jaringan produksi dengan kelompok negara G20 dan hasil dari analisis ini
diharapkan dapat menjadi masukan dan rekomendasi strategi kebijakan dalam
mendukung agenda Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 mendatang.
Metode
Pemetaan sektor strategis Indonesia dilakukan
melalui 2 (dua) pendekatan yang pertama melalui analisis Export Product
Dynamics (EPD) untuk melihat sektor-sektor yang memiliki daya saing di
kawasan G20 dan analisis Inter-Country Input-Output
(ICIO) untuk melihat tingkat partisipasi jaringan produksi global sektor
Indonesia. Adapun metodologi EPD akan menggunakan penghitungan Revealed
Symmetric Comparative Advantage indeks (RSCA), disertai dengan perhitungan
kinerja perdagangan untuk melihat peta daya saing sektor Indonesia di kawasan
G20. Sementara metodologi ICIO akan menggunakan penghitungan tingkat
keterkaitan sektor melalui backward linkage dan forward linkage.
Hasil dan Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis Export Product
Dynamics (EPD) dan hasil analisis Input-Output, maka terdapat dua
opsi yang dapat dijadikan rujukan untuk pembahasan dalam forum TIWG G20.Untuk
opsi pertama sektor yang menjadi pembahasan adalah sektor dimana Indonesia
memiliki tingkat keterkaitan dalam produksi yang tinggi dalam jaringan produksi
global, serta memiliki daya saing yang kuat (posisi Rising Star) di
kawasan G20. Opsi pertama semata-mata hanya memperhatikan kepentingan sektor
utama Indonesia saja, tanpa memperhatikan keunggulan keterkaitan sektor yang
dimiliki oleh negara-negara di G20. Adapun sektor-sektor tersebut adalah (1) Mining and extraction of energy producing
products; (2) Basic
metals; (3) Mining and quarrying of non-energy producing products;
dan (4) Paper products and printing.
Sedangkan pada opsi kedua sektor yang menjadi
pembahasan adalah sektor dimana Indonesia maupun negara-negara di G20 memiliki
tingkat keterkaitan dalam produksi yang tinggi dalam jaringan produksi global,
serta Indonesia memiliki daya saing cukup kuat (posisi Rising Star, Lost
Opportunity atau Falling Star) di kawasan G20. Opsi kedua
mempertimbangkan kepentingan negara G20 sekaligus kepentingan Indonesia. Dengan
demikian sektor yang akan diusulkan dapat diterima dengan baik oleh masing-masing negara anggota G20 karena
mempertimbangkan seluruh kepentingan G20. Adapun sektor-sektor tersebut
adalah (1) Basic metals;
(2) Mining and extraction of energy
producing products; (3) Mining
and quarrying of non-energy producing products; (4) Electrical equipment; (5) Computer, electronic and optical products; dan(6) Chemicals and pharmaceutical products.
Dari kedua opsi tersebut terdapat beberapa sektor
yang direkomendasikan baik pada opsi pertama maupun opsi kedua. Oleh karena itu,
pemerintah perlu melakukan koordinasi lebih lanjut dengan kementerian dan
lembaga terkait maupun dengan para stakeholder lainnya untuk
mempersiapkan sektor-sektor yang dapat diusulkan dalam Jaringan produksi global G20 dalam forum Trade and Investment Working Group
(TIWG). Adapun sektor yang direkomendasikan pada opsi pertama maupun opsi kedua
adalah (1) Mining and extraction of energy producing products; (2) Basic
metals; dan (3) Mining and quarrying of non-energy producing products;