ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA ECERAN DAGING SAPI
DALAM
NEGERI
Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan pokok
yang mengandung protein cukup tinggi, selain daging ayam. Daging sapi tidak
hanya dikonsumsi oleh kebutuhan Rumah Tangga, juga sebagai bahan baku industri
pengolahan, hotel, restoran dan katering. Konsumsi daging sapi secara nasional
terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, perubahan pola
konsumsi masyarakat serta selera masyarakat. Konsumsi daging sapi selama tahun
2011 sampai 2012 meningkat dari 1,8 kg/kapita/tahun menjadi 2,0 kg/kapita/tahun.
Pemenuhan kebutuhan daging sapi di dalam negeri dilakukan melalui tiga sumber
yaitu sapi lokal, sapi impor dan daging impor. Keberlanjutan sumber pasokan
daging sapi di dalam negeri penting karena kondisi ini akan menciptakan
ketidakstabilan harga di dalam negeri. Indikasi terganggunya pasokan daging
sapi di dalam negeri mulai terjadi sejak pertengahan tahun 2012 yaitu harga
daging sapi mulai meningkat dari pola normalnya. Kenaikan harga ini
mengindikasikan terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dengan permintaang.
Selama tahun 2012, harga eceran daging sapi cukup berfluktuasi dengan kenaikan
harga mencapai 2,1%.
Tingginya fluktuasi harga juga ditunjukkan dengan
nilai koefisien variasi (CV) sebesar 8,5%, lebih tinggi dibandingkan produk
peternakan lainnya seperti daging ayam (CV:5,5%) dan telur ayam (CV: 5,4%).
Selain fluktuasi harga yang cukup tinggi, perbedaan harga eceran daging sapi
antarkota/propinsi juga tinggi, yaitu sekitar 14%.
Analisis ini bertujuan untuk (a) mengidentifikasi
permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan kebutuhan/konsumsi daging sapi di
dalam negeri, (b) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga eceran
daging sapi di dalam negeri serta (c) merumuskan usulan kebijakan dalam upaya
stabilisasi harga daging sapi di dalam negeri. Pendekatan yang digunakan dalam
analisis ini adalah model ekonometrika dengan persamaan simultan dengan metode
estimasi 2 SLS (two-stage least squares).
Hasil analisis menunjukkan bahwa
kebutuhan/permintaan daging sapi yang cenderung meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk ditentukan oleh keberlanjutan pasokan.
Ketidakberlanjutan pasokan yang terjadi saat ini menjadi mendorong kenaikan
harga. Permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan kebutuhan/konsumsi daging
sapi di dalam negeri adalah (i) produksi sapi yang belum berkesinambungan, (ii)
sistem pendataan yang belum sempurna serta (iii) sistem distribusi sapi potong
yang belum tertata dengan baik. Beberapa hal tersebut yang menyebabkan
terganggunya penyediaan daging sapi untuk memenuhi kebutuhan/permintaan
masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga daging sapi
di dalam negeri adalah jumlah permintaan daging sapi lokal, jumlah penawaran
daging sapi okal, permintaan
daging sapi impor, jumlah penawaran daging sapi impor, selera, dan faktor dummy
hari besar keagamaan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, yang paling kuat
dalam mempengaruhi harga daging sapi secara berturut-turut dari sisi permintaan
adalah (1) jumlah permintaan daging sapi lokal, (2) jumlah penawaran daging
sapi lokal, (3) selera, (4) faktor dummy hari besar keagamaan, dan (5)
permintaan daging sapi impor. Faktor hari besar keagamaan sebagai faktor dummy
yang paling berpengaruh dalam meningkatkan harga daging sapi di dalam negeri,
yaitu pada bulan puasa dan menjelang lebaran, dimana keduanya mempunyai
pengaruh sangat kuat dibandingkan dengan hari besar keagamaan lainnya, yaitu
hari raya Idul Adha dan Natal.
Faktor-faktor penentu harga daging sapi dari sisi
penawaran adalah harga daging sapi dalam negeri, jumlah produksi sapi lokal,
jumlah populasi ternak sapi, tingkat upah riil, suku bunga modal, dan harga
riil sapi. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, yang paling kuat mempengaruhi
harga daging sapi secara berturut-turut adalah (1) jumlah populasi ternak sapi,
(2) jumlah produksi sapi lokal, (3) harga daging sapi di dalam negeri. Meski
demikian masih ada faktor penyebab kenaikan harga daging sapi yang belum
tertangkap di dalam model persamaan, seperti, yaitu efektivitas rumah potong
hewan, pengaturan sistem tataniaga antar pulau, serta sistem mekanisme waktu
importasi (daging, sapi bakalan dan sapi siap potong) secara berkala.
Implikasi kebijakan yang dapat disampaikan
berdasarkan faktor yang cukup kuat mempengaruhi harga daging sapi di dalam
negeri adalah penyediaan daging sapi di dalam negeri masih terganggu karena
pasokan yang belum berkesinambungan oleh karena itu beberapa hal yang dapat
diupayakan adalah melakukan monitoring harga pada setiap jenis daging sapi,
memperbaiki sistem pola pengaturan waktu importasi antara daging sapi, sapi
bakalan serta sapi siap potong serta penataan kembali jalur tata niaga sapi
maupun daging sapi antar provinsi melalui kebijakan pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah