Keterbatasan sumberdaya pengawas kegiatan impor oleh kementrian teknis,
menyebabkan proses pengawasan komoditas post border berjalan kurang efektif
meningkatkan kesejahteraan, karena beberapa alasan. Pertama, importir mengantri
lama, sehingga menambah biaya penimbunan di gudang. Kedua, banyaknya barang
impor yang tidak sebanding dengan sumberdaya pengawas, pemeriksaan dilakukan
secara sampling, sehingga banyak peluang pelanggaran barang impor yang tidak
disampling. Ketiga, peluang barang yang sudah keluar border bocor, beredar di pasar
tanpa pengawasan. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap komoditas post
border dari sisi risiko, sehingga dapat diketahui komoditi yang beresiko tinggi dan perlu
diproritaskan pemeriksaannya atau bahkan dikembalikan ke border.
Berdasarkan penilaian responden ahli, dan hasil pemeriksaan barang secara
sampling selama 2 tahun (2021-2022) dihasilkan indikator risiko 20 komoditi post border
berikut ini.
1. Sumber risiko paling dominan adalah akiat adanya penyelundupan dan
ketidaksesuaian HS
2. Bobot aspek terdampak tertinggi pada aspek kesehatan, diikuti keselamatan dan
keamanan. Berikutnya aspek ekonomi dan lingkungan. Aspek moral hazard
bobotnya paling rendah.
3. Kriteria risiko bervariasi. Mulai dari 2 (intan kasar) hingga 11 kriteria risiko (makanan
& minunam)
4. Keparahan dampak paling kecil intan kasar (0.869) dan terbesar 8.611 (produk
hewan).
5. Peluang terjadinya pelanggaran, paling tinggi pada komoditi post border Perkakas
tangan serta Pakaian Jadi & Aksesoris Pakaian Jadi. Diikuti oleh Produk hewan,
bahan baku plastik, elektronik, serta Kosmetik & Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga.
6. Komoditi yang memiliki indek risiko 5 tertinggi berturut-turut adalah Produk hewan,
Makanan Minuman (Produk Tertentu), Pakaian Jadi dan Aksesoris Pakaian Jadi,
Elektronik (Produk Tertentu), serta Kosmetik & Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (Produk Tertentu)
7. Sesuai dengan tupoksi Kementerian Perdagangan, untuk mengurangi risiko bukan
melalui mitigasi dampak, tetapi dengan mengurangi peluang kejadian. Dengan
sumberdaya pengawas yang ada, maka untuk mengurangi peluang kejadian adalah
dengan melakukan pemeriksaan pada komoditas prioritas. Bahkan beberapa
komoditi, terutama yang langsung berhubungan dengan kesehatan perlu
dikembalikan ke border.