Pada Keketuaan
Indonesia tahun 2023, Indonesia mengusulkan ASEAN Framework on Industrial
Project-Based Initiatives sebagai salah satu Priority Economic
Deliverables (PED) yang ditargetkan selesai pada tahun 2023. ASEAN Project
Based Initiative (PBE) ini menjadi sesuatu yang penting karena sektor
industri menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi di ASEAN Member States (AMS).
Dalam hal ini akan dianalisis 3 isu utama yakni Green Energy, Green Health (produk
Vaksin dan produk herbal) serta produk karet yakni Lateks. Analisis ini
menggunakan pendekatan mixedmethod yang menggabungkan pendekatan
kualitatif (melalui FGD) dan kuantitatif (pendekatan spasial), yakni melalui
pendekatan LISA (LocalIndicators for Spatial Autocorrelation).
Berdasarkan analisis
spasial dan LISA, Indonesia layak untuk menjadi lokasi pengembangan vaksin
karena impor tinggi dan kemampuan ekspor ada serta di kelilingi oleh negara-negara
yang juga melakukan ekspor. Lebih lanjut pada sektor obat tradisional,
Indonesia belum sesuai untuk dijadikan basis produksi karena negara Thailand
lebih memiliki kapasitas ekspor yang lebih tinggi dan dikelilingi oleh negara
yang memiliki kapasitas ekspor rendah. Pada sektor energi, didapatkan hasil
bahwa negara-negara yang porsi energi terbarukannya masih relatif rendah
dibandingkan total
listrik yang dihasilkan
berkumpul satu wilayah dan berdekatan satu sama lain yakni Indonesia, Malaysia,
Brunei, Singapura. Sehingga industri pembangkit listrik dengan energi terbarukan
berpotensi untuk dibangun di salah satu negara tersebut. Sedangkan untuk produk
lateks tidak ada justifikasi yang memberikan penguatan bahwa mendirikan pabrik
lateks di Indonesia lebih baik dari negara ASEAN lainnya. Sehingga industri obat tradisional dan lateks
bisa dikembangkan di negara ASEAN lainnya.
Dalam mengembangkan
industri Vaksin di Indonesia dibutuhkan tambahan investasi terutama dalam hal transfer
teknologi dan hak paten dari negara produsen vaksin. Sedangkan dari sisi
Energi, dibutuhkan investasi terutama dari sisi infrastruktur guna menunjang
konektivitas energi baik di dalam negeri maupun dengan negara yang berbatasan langsung.
Studi lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui negara mana yang tepat untuk
dijadikan basis industri di kawasan ASEAN.