Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengidentifikasi dan melakukan pemetaan sektor produk manufaktur yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap impor; menganalisis pengaruh impor bahan baku penolong terhadap kinerja ekspor sektor industri manufaktur; serta merumuskan rekomendasi kebijakan impor bahan baku penolong yang dapat mendorong ekspor industri manufaktur Indonesia.
Identifikasi dan pemetaan sektor produk manufaktur berdasarkan tingkat ketergantungan impornya dilakukan menggunakan pendekatan Tipology Klassen dengan beberapa modifikasi. Pendekatan ekonometrika dengan model Auto Regressive Distributed Lag (ARDL) digunakan untuk melihat pengaruh impor bahan baku penolong terhadap kinerja ekspor industri manufaktur. Sementara itu, metode Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengukur tingkat kinerja dan tingkat kepentingan dari aspek dan unsur yang berkaitan dengan kegiatan importasi bahan baku/penolong. Selain itu, digunakan pula metode sintesis hasil focus group discussion, survei dan in depth interview dengan pelaku usaha dan stakeholder terkait.
Hasil identifikasi dan pemetaan menunjukkan bahwa ada dua kelompok yang perlu mendapat perhatian utama, yaitu kelompok Big and Growing dan kelompok Big, Growing & Resilience. Beberapa sektor yang teridentifikasi sebagai sektor dengan tingkat ketergantungan impor yang tinggi meliputi sektor makanan minuman olahan, produk plastik, logam dasar, mesin-mesin industri, otomotif, TPT, dan 18 sektor lainnya. Dengan mempertimbangkan efek pandemi covid-19, kajian ini mengidentifikasi 17 sektor dengan tingkat ketergantungan impor yang tinggi dan tetap tumbuh selama masa pandemi, meliputi sektor peralatan elektronik, produk kimia, mesin-mesin industri, produk plastik, dan 13 sektor lainnya. Impor bahan baku penolong memiliki hubungan positif yang erat dengan ekspor industri manufaktur Indonesia dan hasil regresi mengkonfirmasi bahwa impor bahan baku penolong berpengaruh signifikan secara statistik terhadap ekspor industri manufaktur Indonesia. Aspek yang perlu menjadi perhatian utama pemerintah terkait dengan impor bahan baku/penolong menurut responden didominasi oleh aspek substitusi impor dan aspek logistik.