Gerai Maritim bergantung pada keberadaan Tol Laut dibawah tanggung jawab
Kementerian Perhubungan, jika sewaktu-waktu terjadi perubahan tujuan atau
kebijakan Tol laut di Kementerian Perhubungan maka akan berdampak besar pada
keberlangsungan program Gerai Maritim. Tujuan dari kajian inih untuk memetakan
model bisnis pelaksanaan Gerai Maritim, mengidentifikasi alternatif bentuk
kerjasama dan pengembangan logistik program Gerai Maritim, serta untuk
merumuskan rekomendasi kebijakan untuk mendukung optimalisasi program Gerai
Maritim. Analisis menggunakan metode Government Service Model Canvas atau
Bisnis Model Kanvas dan analisis SWOT. Program gerai maritim yang saat ini
sudah berjalan diketahui aktifitas kunci yg dilakukan belum sepenuhnya
memberikan dampak langsung pada peningkatan perdagangan antar pulau,
penurunan biaya distribusi barang dan disparitas harga, perluasan jaringan
distribusi produk unggulan daerah yang ingin dicapai oleh program ini dimana lebih
dalam bentuk fasilitasi dan penyediaan sarana distribusi perdagangan.
Permasalahan Gerai Maritim adalah terbatasnya jumlah kontainer dan kapasitas
kapal, depo gerai maritim belum termanfaatkan, sulitnya monitoring komoditi yg
diangkut sesuai Permendag, dan masih belum terpenuhinya beberapa komoditi yg
dibutuhkan daerah karena terbatasnya jenis barang yang dapat diangkut oleh Tol
Laut. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa strategi utama yang disarankan
adalah Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara). Alternatif strategi dengan
QSPM menghasilkan strategi yang diunggulkan yaitu Memanfaatkan sarana Depo
Gerai Maritim atau gudang sebagai pusat distribusi melalui sinergi dengan jejaring
supply chain pengusaha ritel untuk memanfaatkan potensi supply dan demand di
daerah 3T. Alternatif strategi lain adalah memanfaatkan gudang di sekitar pasar
tradisional sebagai bagian dari Depo GM dengan tujuan mendekatkan pasokan
dengan konsumen; dan memanfaatan dukungan APBN utk meningkatkan kualitas
produk dan pemasaran produk unggulan daerah.